Wednesday 14 October 2009

Forum Ulama Muda NU: Pemikiran JIL Membatalkan Otoritas Ulama Salaf


Ulama muda NU menggelar tabayyun dengan Ulil Abshar. Mereka berkesimpulan, pemikiran JIL membatalkan otoritas para ulama salaf dan khittah NU.
Muktamar NU belum dimulai, namun suasana sudah mulai menghangat. Ahad (11/10) lalu, berlangsung diskusi seru antara kalangan muda Nahdhatul Ulama (NU) yang dikenal Forum Kiai Muda (FKM) NU dengan pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdala. Acara yang berlangsung di Pondok Pesantren Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur ini berlangsung hangat.

Dalam rilis yang diterima situs www.hidayatullah.com, forum diselenggarakan sebagai bentuk tabayyun kelompok muda NU yang selama ini hanya membaca pikiran Ulil Abshar dan kalangan JIL melalui media massa dan buku.

Dalam rilisnya, pihak FKM berkesimpulan, pemikiran Ulil dengan paham liberalnya tak memiliki landasan teori yang sistematis dan hanya plagiator.

“Sdr. Ulil Abshar Abdalla dengan JIL-nya tidak memiliki landasan teori yang sistematis dan argumentasi yang kuat. Pemikiran mereka lebih banyak berupa kutipan-kutipan ide-ide yang dicomot dari sana-sini, dan terkesan hanya sebagai pemikiran asal-asalan belaka (plagiator), yang tergantung musim dan waktu (zhuruf), dan pesan sponsor yang tidak berakar dalam tradisi berpikir masyarakat bangsa ini,” ujar FKM.

Karena itu, FKM juga menilai, pemikiran Ulil dengan paham liberalnya juga membahayakan tradisi NU dan akidah ahulussunnah wal jamaah.

“Pada dasarnya pemikiran-pemikiran JIL bertujuan untuk membongkar kemapanan beragama dan bertradisi kaum Nahdliyin,” tambahnya.

Melihat hasil tabayyun dengan pihak Ulil, dalam pernyataannya yang dikutis situs resmi PBNU, juru bicara Forum Kiai Muda (FKM) Jawa Timur KH Abdullah Syamsul Arifin (Gus A’ab) menyatakan, NU mempunyai garis-garis yang jelas.

Menurut Gus A’ab, pemikiran-pemikiran yang dikembangkan oleh Jaringan Islam Liberal (JIL) tidak bisa dikaitkan dengan NU, meskipun beberapa orang dari kelompok ini adalah anak NU, bahkan menantu salah seorang tokoh NU.

Ia menyatakan, keberadaan JIL sangat merisaukan warga NU, karena salah seorang pentolannya, Ulil Abshar-Abdalla adalah warga NU.

“Kalau Ulil sudah bukan NU, ya silakan mau berkata apa saja. Tidak masalah,” ungkapnya usai mengikuti debat terbuka dengan Ulil. [cha/fkm/nu/www.hidayatullah.com]

0 comments:

Post a Comment