Politis, penuh intrik, dan konspiratif. Ketiga kata itu tampaknya pas dilekatkan saat kita membaca sengketa Gereja Kristen Indonesia (GKI)Yasmin. Konflik antara pihak Gereja dengan Masyarakat Muslim Bogor bukanlah hanya perkara sebuah bangunan peribadatan Kristen, namun ada misi untuk menjadikan Bogor sebagai basis Kristenisasi.
“Kenapa mereka ngotot tetap membangun GKI, karena ada 200 gereja lainnya yang siap untuk didirikan jika proyek GKI ini berhasil. Mereka sudah menyiapkan lahan-lahan di Bogor,” kata Ustadz Khoirunnas, Ketua FUI Bogor, kepada Eramuslim.com.
Ustadz Khoirunnas/Foto Zakir Salmun Eramuslim
Ustadz Khoirunnas/Foto Zakir Salmun Eramuslim
Program Kristenisasi di dataran Asia memang bukan mimpi kosong. Setidaknya hal pernyataan itu pernah dikeluarkan oleh Paus Johannes Paulus II. Akhir tahun 1999, Paus Johannes Paulus II telah mendeklarasikan Kristenisasi di seluruh daratan Asia di Millenium ke tiga ini. Deklarasi tersebut disampaikannya secara terbuka saat ia berkunjung ke India sekitar akhir November 1999 lalu. Ia mengatakan bahwa pada Millenium ketiga nanti, seluruh kawasan Asia harus dikristenkan. Berita ini membuat Mr. Singhal (Presiden Parisada Hindu Dunia) meminta agar pemerintah India melarang aliran dana asing ke pada para misionaris di India.
Maka tak heran, baru-baru ini kelompok Kristen dari berbagai negara menyelenggarakan hajatan besar-besaran di Sentul International Convention Center di Bogor. Dengan mengambil tema “Serving A Movement Empowering A Generation”, sekitar 14.000 orang dari 49 Negara berkumpul untuk menjawab "kelaparan rohani" bangsa Asia.
“Ini adalah pertemuan terbesar yang dihadiri oleh orang Kristen China di luar China,” demikian ungkap Dennis Balcombe, Pendeta Revival Chinese Ministries International di Hong Kong dikutip situs Kristen Jawaban.com dan Kabar Gereja.
Menurut, Ustadz Ahmad Iman selaku ketua Forum Komunikasi Muslim Indonesia (FORKAMI), sebenarnya berdirinya GKI Yasmin hanyalah pindahan dari proyek pendirian Gereja terbesar di Asia Tenggara yang semula direncanakan berdiri di Cikeuting, Bekasi. Disinyalir ada tiga orang tokoh politik dari PDIP berada dibalik permainan ini.
“Mereka ini adalah yang dulunya punya rencana besar mendirikan gereja terbesar di Asia Tenggara. Maka karena proyek itu gagal di Cikeuting, maka skenario berikutnya dipindahkan ke Yasmin,” tandas pria yang juga pengusaha ini kepada Eramuslim.com
Ustadz Ahmad Iman/Foto Zakir Salmun Eramuslim
Ustadz Ahmad Iman/Foto Zakir Salmun Eramuslim
Forkami sendiri adalah kumpulan warga Curug Mekar, Wangkal dan Perumahan Taman Yasmin yang merasa dirugikan dari aksi pemalsuan tanda tangan persetujuan warga oleh pihak Gereja. Forkami berdiri untuk mengawal kinerja aparat yang bertugas mengurus rakyat khususnya dalam kasus GKI Taman Yasmin Bogor, agar bekerja dengan baik jujur dan amanah.
Dalam aksinya selama ini Forkami tidak pernah menggunakan kekerasan dalam metodenya. Terbukti, tidak pernah ada kerusuhan dalam kasus sengketa gereja seperti di daerah lain. Mereka mengerti betul, bahwa permasalahan rencana pendirian gereja di wilayahnya, hanyalah masalah manipulasi. Maka, bagi mereka tidak sepantasnyalah Umat Islam harus mengotori tangannya dengan kekerasan.
Grand design itu memang terlihat jelas dari kengototan pihak gereja selama ini. Meski warga sudah menolak, mereka pantang menyerah. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2006, pihak panitia pembangunan Gereja sudah berkali-kali menemui ketua RT setempat untuk meminta izin pembangunan Gereja (kurang lebih 5 Kali kunjungan), namun selalu ditolak dengan alasan bahwa mayoritas masyarakat di wilayah setempat adalah Muslim.
“Dari 33 KK, 30 KK menolak yaitu masyarakat muslim. 3 KK abstain. Dan surat penolakan itu dikumpulkan dan diserahkan ke lurah,” tandas Ustadz Ahmad Iman.
Sebenarnya agak tidak masuk akal sebagai sebuah lahan gereja yang hanya seluas 1702 meter persegi, GKI Yasmin digadang-gadangkan sebagai Gereja terbesar se Asia Tenggara, namun Ustadz Ahmad Iman berpendapat lain. Kalau kita pernah berkunjung ke Bogor, komplek Yasmin adalah sebuah lahan luas yang terdiri dari berbagai macam gedung. Tak jauh dari GKI Yasmin ada Rumah Sakit Hermina, Sebuah Toko Motor, Rumah Makan, dan Kantor Pemasaran.
“Itu semua sudah dikuasai oleh mereka. Jadi yang dulunya hanya 1702 meter persegi, sekarang besarnya bisa 6-10 kali lipatnya,” ujarnya. (Pz/bersambung)eramuslim.com
Friday, 25 November 2011
Salibis Menikam Umat Islam Bogor (2): "Mereka Akan Membangun Gereja Terbesar Se-Asia Tenggara"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment